Harus mulai cerita dari mana?. Yah, pertanyaan ini tiba-tiba saja
muncul dikepalaku. Galau, itulah acapkali kurasakan. Kulit hati yang tipis ini tak mampu membendung perasaan sedih
yang begitu dalam. Ini bukan tentang goresan-goresan kecil di masa lalu, tetapi
hanya galau yang terlalu. Aku hanya bisa memandangnya dari kejauhan, jantungku
berdebar-debar jika aku tiba-tiba saja berpapasan dengannya. Entah kenapa
perasaan itu tiba-tiba muncul saat pertama kali melihatnya. Mungkin semua orang
seperti itu jika sedang jatuh cinta. Jatuh cinta pandangan pertama.
Awal mula aku mengenalnya
semenjak aku SMA. Aku pertama kali melihat dia di Kantin, ketika aku sedang
makan siang bersama teman-temanku, jantungku seperti berdegup dengan kencang
setiap melihatnya. Mudah-mudahanan saja teman yang ada disampingku tak
merasakannya. Aku pun berusaha untuk tenang supaya aku tidak salah tingkah. Aku
harus bisa menjaga perasaan ini, karena aku tidak mau semua teman-temanku mengetahuinya.
Aku bisa jadi bahan gosip bagi mereka..
Rasanya seperti lilin yang
meleleh. Cara jalannya, penampilannya, wajahnya, aku hanya bisa berkata “wow”.
Mungkin menurut orang lain dia biasa saja. Tapi menurutku, dia sangatlah
istimewa. Ingin rasanya aku mengatakan, “aku
menyukai dia apa adanya”
Suatu malam ketika aku sedang
bersantai di teras rumah sahabat ku Rirhy, aku ungkapkan segalanya.
“Rirhy,,
aku …”
“kamu
kenapa Bhy?”.
“aku,, mau ungkapkan perasaanku kepada
seseorang”
“cieee,,
perasaan apa nih Bhy?”
“aku serius Rhy, ini perasaan hati ku”
“ehemmm,
ada yang lagi jatuh cinta nih, namanya siapa Bhy?”
“Ada deh” jawabku setelah berbagai pertanyaan
investigasi dari Rirhy
“mmmmhhh, tinggal dimana?, sekolah dimana?
Kelas berapa? Ayolah Ebhy, kasih tahu namanya, jadi aku bisa cari tahu,”
ujar Rirhy sambil tertawa.
“Haaaaaah,
Maaf Rirhy, ingin rasanya memberitahumu. Tapi aku pun terlalu takut dengan
kenyataan”
“Takut
Kenyataan atau takut akan masa lalu kamu yang suram itu?” sambil mengejekku “tunggu
sebentar ya Bhy, aku buatin minuman dulu, kamu mau minum apa?”
“Apa
sajalah Rhy.”
“okey
J”
Saat Rirhy masuk kedalam rumahnya. Seketika
itu pula aku membayangkan masa laluku
yang suram itu. Tetapi aku sama sekali tak menyalahkan masa lalu, karena masa
lalu membuatku tegar, bias menjadi lebih dewasa dan dapat menafsirkan hidup dengan cara yang berbeda. Aku
yakin masa lalu tak selamanya meninggalkan hal-hal yang buruk untuk masa
sekarang, malahan kejadian di masa lalu menjadi kado yang istimewah dari Sang
Pencipta karena lebih cepat aku merasakan padih di masa lalu, lebih cepat aku
bisa berubah dan mulai kehidupan yang baru. Tanpa masalah, aku tidak akan
pernah belajar dan lebih cepat aku membuka pintu keberhasilanku. Sekali lagi
aku yakin bahwa masa lalu akan membuatku sukses, tanpa harus mengulang-ulangi
hal yang sama. Intinya aku bisa belajar
dari masa lalu.
“hey Ebhy.. Bhy, Eeeeebhy,, Hellloo !!”sambil memukul pundakku
“eeeh,, iyaaa Rhy kenapaa?”
“walah malah melamun, kesambet setan baru rasa”
“Astagfirullahalazim, Rhy kamu ngomong apa sih.
“maaf cuma bercanda, dari tadi tuh aku panggil-panggil kamu .”
“maaf Rhy aku tidak mendengarnya.”
“ya sudahlah, ngelamunin siapa Bhy, sampai-sampai tidak mendengarku?.”
“ bukan siapa-siapa Rhy, Aku cuma teringat masa lalu.”
“oh, kirain kamu ngelamunin Pujaan Hatimu itu.”
“hmm, Rhy bisa tidak kamu sekali saja tidak mengejekku/bully.”
“oh, tidaak bisaa,
itu sudah kewajibanku :D”
“hmm, terserah kamu lah Rhy”
“yeeh, jangan marah Ebhy, aku kan cuma
bercanda”
“hmm, iyalah”
“gitu dong, keep smile, Ebhy, ku
penasaraan, siapa siih yang bisa buat kamu jatuh cinta lagi”
“J kamu
tidak usah tahu Rhy dan aku juga tidak berharap banyak dengan dia”
Kenyataannya, aku pun belum
pernah menyapanya ataupun mendekatinya. Mungkin dia sudah memiliki kekasih
disana yang sangat dicintainya. Yah, sekali lagi aku hanya bisa memandangnya
dari jauh. Dengan melihat wajahnya saja, itu sudah membuat hatiku senang. Sudah
lama aku tidak merasakan hal ini. Yang ada hanya seperti biasa, tidak ada yang
istimewa, hanya berlalu begitu saja. pada akhirnya aku tak mengungkapkan
segalanya.
Satu hal
yang pasti, aku tidak merasa sedih dengan perasaanku yang tidak jelas ini.
Dibilang kasihan juga bisa, tapi tidak terlalu kasihan juga,yaaah..
sedang-sedang saja, karena perasaan ini membahagiakanku. Dia sudah membuat
hidupku lebih bersemangat, dia yang sudah membuatku tersenyum sendiri, segalanya
lebih terasa berwarna sekarang.
Aku petik satu kalimat cantik dari Rirhy.
Apa yaaah, aku juga lupa, intinya,, “Ikhlas”.
Dan aku pernah kutip satu puisi indah yang menyentuh jiwa. Dimana cinta itu
tidak harus selalu memiliki. Cinta yang tulus akan selalu bahagia walaupun
tersakiti. Ku akan selalu mendoakan yang terbaik untuk orang yang terkasih.
Cinta Tak Harus Memiliki
Aku mengenalmu lewat jiwa
Bukan lewat mata
Aku menjadikanmu kekasih lewat hati
Ku tak tahu…
Seperti apa aku dalam pandanganmu
Selayak apa aku dalam kehidupanmu
Tapi yang aku tahu
Meski dengan keterbatasanku
Berbalut kekuranganku
Aku menulis namamu dihatiku
Sejak awal kita bertemu
Dan takkan pernah terganti
Apa lagi terhapus…